·٠•●●●●●ஜ۩۞۩ஜ●●●●●•٠·
"Gue kalau udah kerja nanti, pengen kirim donasi ke Green Peace", kata Bilal, temen gue. "Green Peace? apaan tuh?", gue bingung, Bilal terkenal di kelas sebagai anak yang konyol tapi punya otak yang cerdas, beda sama gue, kalo gue konyol, otak juga ikut konyol. "Itu, organisasi yang peduli banget sama alam", jelasnya. "Ooo, terus?", gue masih penasaran. "Ya gitu, gue pengen kirim donasi, biar lingkungan kita lebih terjaga, apa sih artinya uang buat lingkungan?toh, kita juga dikasih segala sesuatu yang "gratisan" sama alam". Gue langsung diem, merenung. Nih anak punya impian yang mulia banget, lha gue, buang sampah aja dimana-mana asal ada "ruang kosong", di tas temen lah, di vas bunga, di kolong meja, banyak deh pokoknya.
·٠•●●●●●ஜ۩۞۩ஜ●●●●●•٠·
Perlahan-lahan gue makin akrab sama Bilal, dia asyik sih kalo diajak ngobrol, nyambung banget, gue bersyukur Allah mengkarunia kekonyolan buat kita, karena dari kekonyolan itu, referensi cerita bisa dengan mudah kita dapatkan, maka dari itu gue berniat bikin blog, dan jadinya seperti ini. Yang penting bisa bikin orang lain ketawa. Bilal pun juga begitu, dia tiap hari bikin seisi kelas ketawa, pokoknya nggak nyesel deh punya temen kayak dia. Bahkan, dia bikin gue makin cinta sama lingkungan, dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya, meskipun kelihatannya sepele, tapi dampanya besar banget.
·٠•●●●●●ஜ۩۞۩ஜ●●●●●•٠·
Suatu hari, gue cerita ke dia, "eh, Green Peace itu keren ya, tugasnya mulia banget". "Iyalah, makanya, kalau udah gede, kita kirim donasi ke Green Peace", jawab dia. "Oke oke", gue menyanggupi. Bahkan, cita-cita kecil kita itu menginspirasi gue dalam menyadarkan semua orang tentang betapa pentingnya menjaga lingkungan. Cita-cita ini yang bikin gue lebih niat sekolah. Dia pengen ngelanjutin ke jurusan animasi, kalau gue sastra inggris. Nggak ada hubungannya sama sekali dengan Green Peace kan? Alasannya dia, "Kalo gue sukses sebagai animator nanti, gue bakalan kirim donasi ke Green Peace, tanpa harus menjadi anggota resminya", jelas dia. Sama seperti gue, "penulis" adalah cita-cita gue, kelak jika gue jadi penulis sukses, impian kita yang "konyol" tapi "jenius" ini tidak mustahil untuk kita penuhi.
·٠•●●●●●ஜ۩۞۩ஜ●●●●●•٠·
Ngomong-ngomong soal cita-cita, unik banget ya. Dulu waktu TK, gue pengen jadi dokter, karena saat guru tanya, "Anak-anak pengen jadi apa nanti kalo udah besar?", semua serentak menjawab, "Dokter!", sampai-sampai suara kita bisa mecahin kaca sangking tingginya frekuensi yang dihasilkan. Waktu gue SD, kekonyolan gue makin menjadi, gue bercita-cita pengen jadi "detektif", gara-gara keebanyakan baca komik Conan, bahkan cita-cita konyol ini diketawain sama temen-temen. Lain lagi waktu gue SMP, gue bercita-cita pengen jadi dokter hewan, agak waras sih cita-cita gue yang satu ini, soalnya gue cinta banget sama hewan waktu itu. Setelah melewati masa-masa SMP, gue masuk SMA, dan cita-cita gue sampai sekarang masih belum berubah, dan tidak ingin dirubah, yaitu "NOVELIS/PENULIS". Semoga kelak, gue dan Bilal bisa kirim donasi ke Green Peace. Impian konyol yang paling jenius menurut gue.
·٠•●●●●●ஜ۩۞۩ஜ●●●●●•٠·
Pesan Moral : Cita-cita sederhana bukan berarti kita nggak mampu meraih cita-cita yang lebih besar, bahkan cita-cita kecil yang berdampak besar lebih baik daripada cita-cita besar yang hanya menuruti hawa nafsu tanpa memikirkan langkah selanjutnya. Vision without execution is hallucination, execution without vision is a nightmare, but vision with execution is successful.
Iqbal Rifqi (gue) & Ahmad Bilal (Bilal)
03-04-2012
4 komentar:
Nice Post Gan... :D
thanks gan. :D
keren ndut,
pesan moralnya kena banget,
dua jempol buat kamu :D
haha, thanks. :)
keep read ya. :)
Posting Komentar