Liburan. Ya, kata-kata itu yang dinanti para siswa. Sekolah gue ngasih libur empat hari. Lagi-lagi gue ngabisin liburan ke Malang bareng empat temen yang absurd banget. Mereka adalah Tyo, Yazeed, Agung, Bilal. Gue males banget mau nulis biodata mereka disini. Pokoknya intinya sama, mereka semua gokil dan absurd banget. Kali ini kita nginep di rumah neneknya Tyo. Baru aja nyampe, eh malah langsung cabut ke Matos tanpa istirahat sebelumnya. Lanjut.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Sesampainya di Matos, kita makan di salah satu restoran Pizza ternama di Indonesia. Jujur, ini pertama kalinya gue makan disitu. Gue dan Yazeed memutuskan buat masuk duluan, sementara Tyo, Agung, dan Bilal nyari oleh-oleh. Pas kita masuk, ada pelayan wanita masang muka dengan senyum sumringah banget menyambut kita berdua, "Selamat datang di *tiiiiiiit , berapa orang kak?" , tanya dia dengan senyum yang terlihat "memaksa", lagian dia kenapa manggil kita kakak ya? "Anu, lima orang mbak", jawab gue dengan muka aneh. "Baik, mari saya antar". Dengan elang yang kita tunggangi, akhirnya kita sampai di meja bundar besar dengan piring-piring kosong yang sudah ada. Baru aja duduk, pelayan tadi nanya-nanya lagi, "Sudah nyaman duduknya kak?" lagi-lagi dengan senyum memaksa. "Iya, udah kok mbak", jawab gue sambil lihat-lihat menu. Baru aja lihat menu, dia tanya-tanya lagi, "Gimana? sudah memutuskan mau pesan yang mana?". Gimana mau konsentrasi lihat menu kalo setiap lima detik ditanya-tanya dengan pertanyaan yang nggak penting. Akhirnya kita berlima sepakat memesan makanan dan minuman yang sama. Bukan karena apa, kita pengen aja pelayan itu cepet-cepet pergi dan biarin kita duduk nyaman. "Kita pesan oriental chicken lima", "Pilihan yang tepat sekali!", kata pelayan tersebut dengan mengangkat dua jempolnya. "Terus, minumnya kita pesan mixberry lima". "Pilihan yang tepat sekali!", lagi-lagi dengan muka yang kelihatan bahagia banget."Boleh saya ambil daftar menunya?", tanya dia. "Boleh mbak", jawab gue. "Boleh saya pergi?", tanya dia lagi. "Boleh mbak". "Ditunggu ya kak, kira-kira lima belas menit, jika perlu bantuan saya, saya ada disitu", sambil menunjuk ke arah meja pelayan. "Oh, iya mbak", kata gue. Setelah makanan datang, mbak-mbak yang tadi dateng lagi dan nanya lagi, "Gimana kak? enak nasinya?". "Uh, enak kok mbak". "Ada yang mau dipesan lagi?". gue pengen jawab "Iya mbak, saya pengen mbak segera pergi dari meja kita dan biarin kita makan dengan tenang". Tapi gue urungkan, takut ditabok pake daftar menu. Setelah perut kita kenyang dengan makanan dan pertanyaan nggak penting dari mbak-mbak tadi, kita keluar.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Kita memutuskan buat ke gramedia. Kita beli beberapa buku, ini daftar buku yang kita beli:
Gue ~> buku tentang tips menulis novel (kategori: keren)
Tyo ~> buku desain (CorelDraw) (kategori: unyu)
Yazeed ~> buku tentang website (kategori: mantap)
Agung ~> koran (kategori: tolol)
Emang di Lumajang kagak ada koran? jauh-jauh liburan ke Malang, eh ujung-ujungnya beli koran. Setelah puas beli buku, kita ke TimeZone. Disana kita rugi besar, ngeluarin uang sampe 50.000, ujung-ujungnya dapet snack yang bisa dibeli dengan harga 500. Sebenarnya kita pengen nonton The Raid, tapi dompet kita yang tadinya agak tebal jadi tipis banget, akhirnya nggak jadi nonton.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Puas maen game di TimeZone, kita nyari souvenir di lantai satu. Ada kejadian aneh yang Gue dan Tyo alami, waktu itu kita nyari-nyari jam tangan, eh apa karena muka kita muka kriminal, kita dikira mau ngambil barang diam-diam sama penjualnya. Dia tanya ke kita, "Mas, mau beli apa mau ngambil barang?", tanya dia dengan muka siap nabok. "Ya nyari jam mas, mau beli", jawab gue dengan muka bingung. Tapi akhirnya kita nggak beli, kesel banget. Baru kali ini gue dikira maling. Sontak, gue lari ke toilet dan berkaca sambil teriak, "BENARKAH MUKA SAYA MUKA KRIMINAL!? BENARKAH!?", sambil nangis-nangis.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Capek keliling-keliling matos, kita pulang. Di rumah neneknya Tyo, kita berlima menyibukkan diri dengan bermain PES 2011 di laptop Bilal. Tidak ada rutinitas lain. Satu kamar kecil diisi oleh kita berlima. Tidur-pun juga begitu, satu kasur lima orang. Dua orang berbadan jumbo (gue dan Tyo), dua orang berbadan sedang (Bilal dan Agung), satu orang berbadan kecil (Yazeed) tidur dengan biadab di atas kasur berukuran sedang. Jujur aja, gue nggak bisa tidur malam itu. Kegiatan malam gue isi dengan buka-buka HP mereka semua dan membaca inbox masing-masing. Ya, gue emang lancang dan tanpa kompromi.
18-04-2012
0 komentar:
Posting Komentar