Kamis, 05 April 2012

SAUDARA MUTUALISME

   Kalo di entry sebelumnya gue cerita tentang pacar, teman dan sahabat. sekarang waktunya gue cerita tentang saudara-saudara gue yang aneh + jail banget. So, check this out !
◙◙◙◙◙◙◙◙◙ ★ ◙◙◙◙◙◙◙◙◙
   First, gue mau cerita tentang adik kandung gue. Namanya Alif, masih SD kelas 6. Kalau pertama ketemu, pasti imej kalian adalah : "genderuwo asal mana nih?". Kepalanya gede banget, nggak "simetris" dengan tubuhnya. Gue pernah disundul ama dia, layaknya sundulan Zinedine Zidane ke dada Materazzi, gue langsung jatuh sesak nafas. Laptop gue juga pernah "dimandiin" sama dia dengan air kelapa. Alhasil, nggak bisa di-servis lagi. Nasib. Kalo lagi ada temen-temen ke rumah, dia pasti ngintip di depan pintu kamar gue dengan muka memelas yang keliatan seperti orang nahan boker 2 hari. Kalo dia mulai akrab sama temen-temen gue, pasti temen-temen pada bilang, "Aku mimpi apa kemarin, Ya Allah? kenapa saya dipertemukan dengan anak titisan Genderuwo ini ? Tolong aku !", gue langsung menenangkannya dan gue kasih nafas buatan.
◙◙◙◙◙◙◙◙◙ ★ ◙◙◙◙◙◙◙◙◙
   Alif juga seneng banget nyebarin virus yang berupa bau busuk kemana-mana, emang nggak ada bunyinya, tapi baunya parah banget, kayak bau bangkai komodo. Sontak, gue keluar rumah dan menghirup udara sembari mengucap syukur, "Terima kasih Ya Allah, engkau masih bersedia memberi hamba udara yang segar.". Kalau pulang sekolah, ada aja kerjaan dia, mulai dari habisin baterai PSP gue, habisin baterai laptop gue, log out Facebook gue tanpa izin, dan masih banyak lagi. Tapi, dia juga punya "segelintir" sisi positif, dia enak banget diajak main, entah main PS, atau game lainnya. Dia juga suka bagi-bagi makanan.
◙◙◙◙◙◙◙◙◙ ★ ◙◙◙◙◙◙◙◙◙
   Ngomong-ngomong soal saudara, sebenarnya banyak banget saudara gue yang sebelumnya gue nggak tau, saudara yang satu sekolah sama gue aja ada 4 anak. Gue bersyukur punya sahabat seperti mereka, mereka bisa jadi penyemangat dan sumber inspirasi bagi gue. Dalam urusan cinta, kita berlima juga sering banget curhat, kasih solusi maupun saran, bisa dikatakan kita adalah saudara yang mutualisme. Saling menguntungkan satu sama lain.
◙◙◙◙◙◙◙◙◙ ★ ◙◙◙◙◙◙◙◙◙
   Beda dengan Alif, kalo dia sih menurut gue komensalisme, meskipun dia jailin gue sedemikian rupa, gue biasa aja, karena gue punya pembalasan yang lebih kejam, yaitu 'cubitin dia sampai dia kapok. Itulah satu-satunya jurus yang jadi pertahanan hidup gue dari gangguan sang adik. Kalo udah gitu, dia pasti diem, nggak berani ganggu lagi, tapi 30 menit kemudian, tingkahnya yang tidak senonoh kambuh lagi. "Air tuba dibalas dengan air tuba". Itulah prinsip kita berdua. Nggak ada habisnya. Keseharian gue terbagi jadi 2, yang pertama masa-masa indah di sekolah, saat gue bisa ketemu temen--temen yang asyik. Dan yang kedua adalah masa-masa sengsara dimana gue ketemu adik gue di rumah.
◙◙◙◙◙◙◙◙◙ ★ ◙◙◙◙◙◙◙◙◙
   Tapi gue juga pernah merasakan kebersamaan dengan adik gue, yaitu waktu orang tua gue naik haji. Di rumah cuma ada gue, Alif, dan nenek. Jadi kita saling melengkapi satu sama lain, toh kita juga nggak mau terlalu ngrepotin nenek. Kalo pagi, dia selalu gue bangunin (kok lama-lama ada unsur homo ya?). Tapi rasanya aneh banget kalo nggak ada sikap jail adek gue sehari aja. Mungkin gue udah terlalu sering dijailin sama dia. Tapi meski begitu, dia satu-satunya saudara kandung gue yang tentu paling deket sama gue.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;