Sabtu, 07 April 2012

RINTIK HUJAN KESEDIHAN

   Gue nulis entry ini karena inget masa lalu gue, pastinya tentang cinta. Kenapa gue inget? karena waktu gue nulis ini, disini tepatnya di Lumajang lagi hujan deras. Ini pengalaman cinta gue yang terbaik, so check this out!
═════════ஜ۩۞۩ஜ═════════ 
   Waktu itu gue masih SMP, dengan style gue yang awut-awutan, gue berasumsi nggak ada cewek yang tertarik sama gue waktu itu, paling-paling yang suka cuman lalat yang setia ngelilingi kepala gue tiap hari. Dekil banget kan? Gue ngejalanin masa-masa SMP dengan sikap acuh terhadap "cinta". Tapi sikap gue itu berubah, waktu gue menginjak kelas 8. Waktu itu ada cewek tiba-tiba nyapa gue, "hai kak !", katanya sambil tersenyum simpul. Senyumnya manis banget. Gue langsung balas sapaannya dengan muka blo'on ala gue, "eh, iya. hai". "Nggak pulang kak?", tanya dia, lagi-lagi dengan senyum-nya yang bisa bikin gue mimisan. "eh, belum, ini lagi nunggu temen, kamu sendiri?", jawab gue. "Bareng yuk kak, naik bus, kebetulan rumah kakak satu jalur sama rumahku", kata dia. "Kok tau?", gue heran. "Iya, waktu itu pernah satu bus sama kakak". "Hmm, oke. Yuk.", ajak gue. Kita masuk bus, dan ada satu hal yang gue lupa. Gue kan lagi nungguin temen gue. Tolol.
═════════ஜ۩۞۩ஜ═════════ 
   Di dalam bus, kita nggak nemu tempat duduk, akhirnya kita berdiri. Di perjalanan, gue ngobrol banyak sama dia, ternyata namanya Cindy (nama disamarkan). Cindy ternyata anaknya asik banget, enak diajak ngobrol, dia juga suka baca novel, sama kayak gue. Nyambung banget pokoknya deh. Akhirnya gue turun, tapi dia masih nerusin jalur. Gue jalan ke rumah, ada satu hal 'bodoh' yang gue lupa, kenapa gue belum minta nomer HP-nya ya?
═════════ஜ۩۞۩ஜ═════════ 
   Besoknya, di sekolah gue nyari-nyari Cindy, tapi nggak ada. Mungkin dia lagi di kelas, akhirnya gue mutusin untuk ketemu dia pulang sekolah. Sepulangnya, akhirnya gue ketemu Cindy di depan sekolah. Dia lagi beli batagor. Gue nyapa dia, "hai dek", sengaja gue panggil adek, biar keliatan jaim. hehe. "oh, hai kak, ada apa?", balas dia. "Anu, boleh minta nomernya?", gue beraniin buat ngomong. "Hmm, boleh, bentar ya", kata dia sambil ngambil HP di tasnya. akhirnya gue dapet nomer HP-nya.
═════════ஜ۩۞۩ஜ═════════ 
   Malamnya, gue SMS-an sama dia, kita ngomongin banyak hal, mulai dari yang basic, sampai yang berbobot seperti masalah "cinta". Dia berpendapat kalo cinta itu seringkali buat kita bingung, namanya juga masa-masa SMP, masih labil banget dalam urusan yang satu ini. Besoknya, gue ketemu dia lagi waktu pulang sekolah. Kali ini hujan deras, gue berteduh di deket koperasi sekolah bareng Cindy. Waktu itu sekolah udah sepi, kita pulang agak sore karena nungguin bis yang lama banget kagak nongol-nongol. Sangking lamanya, mungkin kita bisa ngitung berapa banyak biji yang ada di dalam semangka. Gue ngeluarin jaket dari tas, gue pinjemin ke dia, gue jadi kelihatan gentle, padahal sebenernya bukan gentle, tapi "sok gentle". Maklum, baru sekali itu gue ngerasain deket sama seorang cewek di SMP.
═════════ஜ۩۞۩ஜ═════════ 
   Pada suatu malam, gue beraniin buat nembak dia. Akhirnya dia jadi cewek gue. Satu-satunya tempat kita ketemuan adalah sekolah, tiap hari kita ketemuan setiap pulang sekolah. Kita jalanin semuanya berdua. sampai pada suatu hari, waktu kita pulang sekolah. Dia mutusin gue. Alasannya simple, waktu itu gue kelas 9, dan gue mau UAN, jadi dia nggak mau ganggu gue. Cindy bilang, "kita break dulu ya. Aku nggak mau ganggu kamu", kata dia dengan tatapannya yang manis banget. "Hmm, iya nggak apa. Tapi perlu kamu tau, kamu nggak nganggu kok.", gue nggak mau banyak basa-basi waktu itu. Gue tau harus ngeluarin jurus pamungkas gue di saat-saat seperti ini : "sok cool". Dan kebetulan banget, waktu itu lagi hujan, sama seperti waktu kita pertama kali jadian. Gue merasa hujan ini membawa suasana cinta 50% dan kesedihan 50%, hujan ini juga sebagai pembatas antara hubungan gue dengan Cindy. Miris banget. Mungkin cinta kita udah larut. Dalam rintik hujan yang kali ini membawa kesedihan.

 07-04-2012

0 komentar:

Posting Komentar

 
;